Label

Selasa, 17 November 2009

Menjelang Idul Adha

Bismillaah. Beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan Hari Raya Idul Adha, ada beberapa momen yang ada baiknya bila kita kaji dan ingat kembali, diantaranya Puasa Hari Tarwiyah dan Arafah. Yang terlepas dari adanya khilafiah baik kiranya bila dilaksanakan yang keutamaannya cukup besar. Peristiwa Qurban mempunyai keistmewaan hikmah tersendiri bila kita renungi. Diantaranya, ke-shalihan seorang anak (Nabi Ismail) dan kekuatan iman seorang Nabi Ibrahim ketika menerima ujian dari Allah.
Semoga kita senantiasa mendapat rahmat dan hidayah Allah Swt. Waallahu a'lam bishshawab.

Minggu, 15 November 2009

Blajar ngeblog - Mengingat mati

Mungkin masih segar dalam ingatan kita, selama liburan Idul Fitri, cukup banyak orang-orang terdekat dari keluarga besar SKM Batangan Rokok-A dipanggil menghadap Allah SWT.,(sangat terasa dengan sumbangan jatah rokok untuk kematian yang hampir setiap hari) termasuk 2 rekan kita Bapak Palil dan Bapak Rukani, semoga Allah menerima amal ibadahnya dan mengampuni dosanya.
Dikalangan ulama, belum lama ini, Bapak KH. Abdul Malik bin Ihsan (Gus Malik), 65 tahun, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan Jampes Gampengrejo Kab. Kediri, Selasa pagi, 7 Nopember 2006, meninggal dunia akibat sakit mendadak ketika hendak dibawa ke RS Bhayangkara Kediri, yang ternyata dalam waktu yang hampir bersamaan Allah juga telah memanggil kekasih-kekasih-Nya yang lain yaitu Habib Anis bin Alwi bin Ali Al Habsyi (Solo, Jawa Tengah) dan KH. Sholeh Abdul Hamid (Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur). Apakah memang "Kiamat Sudah Dekat?" karena salah satu yang menjadi tanda-tanda kedatangannya adalah ditariknya ilmu Allah dengan me-wafat-kan para ulama. Kalau memang ya, sudah siapkah bekal kita ?
Ada hal yang cukup menakjubkan terjadi ketika prosesi pemakaman Gus Malik dilaksanakan. Pada pukul 11.35 hingga pukul 12.15 itu, muncul awan hitam berbentuk cincin yang dikelilingi pelangi menutupi matahari. Seolah-olah turut melindungi para pentakziyah dan mengantarkan kepergian Gus Malik. Yang terlontar dari mulut mereka saat mengantarkan jenazah ke komplek makam keluarga adalah "Subhanallaah" (Maha Suci Allah) ketika mereka menengadahkan wajahnya ke langit melihat keanehan yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT itu.
Dari uraian diatas Insya Allah dapat diambil intisari, bahwa siapapun orangnya suatu saat akan dipanggil menghadap-Nya, tidak pandang bulu. Allah SWT berfirman, "Setiap diri akan merasakan kematian. Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi dan kokoh... (QS. An Nisa : 78).

Pepatah mengatakan "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan amal." Sesudah kematian seseorang tentu masyarakat akan mengingat (mengenang) perbuatan si mati selama hidupnya,. Orang yang suka menyumbang, tentu akan dikenang sebagai orang yang dermawan. Orang yang kikir juga akan dikenang sebagai orang yang kikir. Orang yang ahli maksiat, suka membikin onar, juga akan dikenang sebagai orang yang kurang baik. Bagaimana, sudah kita siapkankah dikenang sebagai apa, bila kita menghadap Sang Pencipta di hari nanti?
Menurut Aa Gym, mengingat mati merupakan hikmah yang cukup besar, karena dengan itu kita dapat mengerem perbuatan maksiat kita. Bagaimana kalau kita tiba-tiba mati padahal kita sedang melakukan maksiat?Tidak takutkah apabila mati kita su'ul khotimah (jelek di akhirnya) yang jurusannya hampir dapat dipastikan menuju neraka yang adzabnya sangat pedih? Ternyata, mengingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar dalam memelihara iman di hati.
Rasulullah telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju masjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yang sedang tertawa-tawa. Kemudian Rasulullah bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Dzat yang nyawaku berada di kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis"
Mengingat mati akan membuat kita seakan punya rem dari berbuat dosa. Akhirnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu yang bermanfaat. Kalau kita melihat para arifin dan salafus shalih, mengingat mati bagi mereka, seumpama dengan seorang pemuda yang menunggu kedatangan kekasihnya. Dimana seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya.
Semoga kita digolongkan Allah SWT menjadi orang yang memperoleh karunia HUSNUL KHOTIMAH (baik pada akhirnya), dan Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Amiin. Wallaahu a'lam bish showab

NB : Diolah dari berbagai sumber, dipublikasiakn di Buletin Jasita 40, Desember 2006